1. Desa Hahoe - Korea Selatan
Dibangun pada abad 14-15, Desa Hahoe yang berada di Provinsi Gyeongsang Utara, dinobatkan sebagai wakil utama budaya klan bersejarah di Korea. desa tersebut, rumah-rumah kaum aristokrat yang tertata dengan baik masih terjaga kondisinya hingga saat ini. Selain itu, terdapat pula akademi-akademi yang mencerminkan budaya Konfusius dari Dinasti Joseon. Lokasinya yang dikelilingi gunung-gunung, padang rumput dan sungai, telah menginspirasi banyak penyair dari abad ke-17 dan 18.
2. Desa Yangdong - Korea Selatan
Desa Yangdong, di Provinsi Gyeongsang Utara, terpilih sebagai perwakilan utama budaya klan bersejarah di Korea. Rumah-rumah para kaum aristokrat yang terjaga dengan baik dan tertata, ruang belajar, dan akademi-akademi mencerminkan budaya Konfusius dari Dinasti Joseon; keindahan gunung-gunung yang mengelilinginya, padang rumput dan sungai yang menginspirasi banyak ode oleh para penyair dari abad 17 dan 18. Tradisi tarian topeng masih hidup sampai sekarang sejak 500 tahun lalu.
3. Jantar Mantar - India
Jantar Mantar di Jaipur, India merupakan observatorium terbesar dan tertua yang dibangun pada awal abad ke-18. Seluruh bangunan terbuat dari batu lokal dan marmer yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini. Bangunan ini dirancang dengan menerapkan inovasi arsitektural dan instrumental agar dapat digunakan untuk mengamati posisi astronomis benda-benda langit dengan mata telanjang. Hal yang menarik adalah Samrat Yantra, jam matahari setinggi 27 meter masih memiliki tingkat akurasi hingga dua detik.
4. Penjara Buatan Kolonial Inggris - Australia
Kerajaan Inggris membangun ribuan penjara di Australia sepanjang abad 18 dan 19. UNESCO menetapkan 11 di antaranya sebagai Situs Warisan Dunia yang lokasinya tersebar di Sydney, Tasmania, Norfolk Island, dan Fremantle. Penjara-penjara itu digunakan untuk menahan ribuan orang Eropa yang dijatuhi hukuman oleh pemerintah Inggris. UNESCO memilihnya sebagai salah satu Situs Warisan Dunia sebagai monumen pemindahan narapidana dalam jumlah besar yang sekaligus menandakan ekspansi kolonial Eropa.
5. Hutan Pegunungan - Sri Lanka
Kawasan ini dipilih UNESCO karena nilai ekologisnya. Hutan di pegunungan ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang beberapa di antaranya terancam punah seperti langur (monyet kecil) berwajah ungu, leopard Sri Lanka, dan loris Daratan Horton. Daerah pegunungan yang meliputi tiga kawasan yang dilindungi tersebut juga memiliki ekosistem yang unik. Pohon-pohonnya yang melingkar dan "cebol" berbeda dari ketinggian pepohonan di hutan dataran rendah di daerah sekitarnya.
6. Benteng Thang Long - Vietnam
Benteng ini dibangun pada abad 11 oleh dinasti Ly Viet di atas reruntuhan benteng China yang dibangun pada abad ke-7 di atas daratan yang dikeringkan dari delta Sungai Merah di Hanoi, Vietnam. Benteng ini menjadi pusat kekuasaan politik di wilayah tersebut selama 13 abad. Bangunan tersebut merefleksikan budaya Asia Tenggara yang unik dan spesifik di daerah lembah Sungai Merah dengan pengaruh persilangan budaya yang kuat dari China di utara dan Kerjaan Kuno Champa di selatan.
Terletak di kaki Gunung Songshang di Provinsi Henan, China, terdapat delapan gugusan bangunan dan situs kuno yang berada di area seluas 40 kilometer persegi. Dari 13 struktur bangunan dan situs tersebut, di antaranya adalah Kuil Shaolin, tempat lahirnya Buddhisme Zen dan kungfu; Akademi Songyang, salah satu pusat pembelajaran tertua di China; dan kuil Songyue, tempat berdirnya pagoda bata tertua di China. Seluruh bangunan dan situs yang ada di wilayah itu merefleksikan beragam cara dalam mempersepsikan pusat langit dan Bumi serta kekuatan gunung sebagai pusat kebaktian agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar