1. Tokek - 179 Miliar
Seekor Tokek Raksasa seberat 64kg telah ditemukan di perbatasan Nunukan Malaysia daerah kalakbakan. Binatang yang dipercayai dapat mengobati HIV/AIDS ini mempunyai harga yang tinggi. Wajar banyak orang yang mulai mencoba menekuni bisnis jual beli tokek dan yang mencarinya pun terhitung banyak, baik nasional maupun internasional. Sejak Wartawan Tribun memberitakan tentang penemuan tokek raksasa ini, komunikasi telepon datang silih berganti ke Redaksi Tribun untuk membeli binatang raksasa itu. Rata-rata seekor Tokek itu mengukur ketinggian harganya menurut berat bobotnya, bisa per ons bisa per kg. Penemu tokek raksasa ini ialah Arbin yang berasal dari Tawau, Malaysia. Sayangnya saat tim redaksi Tribun Kaltim berniat untuk mengambil foto Tokek Raksasa itu, ternyata Tokek Raksasa itu sudah ada yang membeli seharga Rp. 179 Miliar. Jumlah yang sangat besar, ternyata membuat Arbin tergiur dan melepaskan penemuannya itu kepada pihak lain. Arbin mengaku, Tokek Raksasa itu sudah dibeli oleh orang Indonesia. Menurut Arbin, pembeli itu terbang ke cina untuk menjual tokek itu dengan harga yang jauh lebih tinggi. Sedikit penjelasan dari Arbin, dikarenakan Arbin telah berada di Kuala Lumpur, Malaysia.
2. Sapi - 10 Miliar
seekor sapi perah berusia tiga tahun yang dibesarkan di PEI dan sebelumnya dimiliki oleh Alberta Morsan Farms, telah dijual dalam pelelangan dan mencapai harga USD 1.200.000 (Rp 10.356.000.000 jika dirupiahkan menurut harga mata uang hari ini). Transaksi tersebut mencatat rekor dunia baru untuk sapi paling mahal. "Sapi tersebut menjadi indukan paling populer sekarang, dengan permintaan dari mana-mana" kata Bloyce Thompson, pemilik Eastside Holsteins di Frenchfort, Prince Edward Island, yang telah membesarkan sapi tersebut. "Dia dijual dengan kontrak untuk embrio dan keturunannya sehingga akan ada dampak yang besar dalam dunia genetika karena kehadiran Missy dalam tahun-tahun mendatang" tambah Thompson, yang juga menambahkan bahwa keturunan Missy tak ternilai harganya.
Chris Parry, manajer pemasaran Morsan Farms, mengatakan bahwa pembeli sapi tersebut akan memiliki hak atas embrio Missy. Selama hidupnya, Missy akan dapat memiliki sebanyak 75 anak. Penjualan untuk dua pembeli dari AS dan Denmark tersebut, membuat Missy menjadi sapi kedua di Kanada yang memecahkan nilai satu juta dolar pada saat berita dilansir. Chris Parry mengatakan meskipun pembeli memiliki hak atas embrio Missy (yang sangat unggul secara genetik), tetapi sapi tersebut tidak akan meninggalkan Kanada. Sebaliknya, sang sapi termahal akan tetap berada di Ponoka, Alta, di mana ia dipelihara selama hampir dua tahun belakangan. bahwa rekor penjualan sapi termahal dipegang oleh seekor Friesian dibeli pada tahun 1985. Situs tersebut melansir bahwa menurut Guinness World Records, sapi tersebut dilelang di Vermont dengan harga yang mengejutkan, yakni sebesar $ 1,3 juta (setara dengan Rp. 11,22 milyar).
3. Anjing Tibetan Mastiff - 5,8 Miliar
Ia rela merogoh kocek cukup dalam hanya untuk membeli seekor anjing dengan harga 4 juta yuan (sekitar Rp 5,8 miliar). Tak cukup sampai di situ, jutawan yang hanya mau memberikan namanya Wang, juga mempersiapkan penyambutan supermewah untuk anjing barunya tersebut. Anjing jenis Tibetan Mastiff ini pun disambut dengan iring-iringan 30 mobil Mercedes Benz berwarna hitam. Senada dengan warna anjing yang dibelinya. Menurut Wang, ia dan temannya telah lama mencari anjing jenis Tibetan Mastiff yang asli. Seperti pepatah ‘cinta itu buta’, begitulah perasaan Wang terhadap anjing yang baru dibelinya itu. “Emas ada harganya. Namun anjing Tibetan Mastiff ini tidak ternilai lagi harganya,” ujar Wang singkat. Anjing jenis Tibetan Mastiff merupakan keturunan anjing primitif dan dikenal sebagai anjing rumahan. Tibetan Mastiff juga dikenal dengan nama Tsang Khyi dan Do-khyi, yang berarti anjing yang terikat. Maksudnya, anjing ini banyak difungsikan sebagai anjing penjaga rumah. Sesuai namanya, anjing ini masih banyak dijumpai di wilayah Tibet. Tinggi badannya bisa mencapai lebih dari 80 cm. Namun rata-rata tingginya berkisar antara 61 hingga 72 cm dengan berat badan antara 45 hingga 72 kg. Warna bulunya pun bervariasi. Mulai dari hitam, emas, biru keabu-abuan, maupun coklat. Paling jarang dijumpai adalah Tibetan Mastiff yang berwarna putih. Bulunya sangat lebat. Bahkan ada yang mirip singa karena bulu yang tumbuh di mukanya begitu panjang, mirip surai raja hutan Afrika itu. Mengingat Tibetan Mastiff termasuk dalam golongan anjing primitif, maka mereka hanya bisa menambah keturunannya satu tahun sekali. Tidak seperti anjing kebanyakan yang rata-rata bisa beranak dua kali dalam setahun.
4. Domba - 3,8 Miliar
inilah domba termahal di dunia harga 3,8 Milyar - Seekor domba asal Skotlandia terjual dengan harga 231 ribu poundsterling atau lebih dari Rp 3,8 miliar di sebuah acara lelang ternak Skotlandia. Demikian diwartakan Reuters . Harga ini memecahkan rekor sebagai harga domba termahal di dunia. Jimmy Douglas, pemilik baru hewan bernama Deveronvale ini, mengaguminya lantaran sang domba memiliki tubuh yang bagus dan daging pinggang yang kuat. Setelah membeli domba tersebut, Douglas berencana untuk mengembangbiakkannya. Sang pemilik lama, Graham Morrison, tak menyangka domba miliknya itu bisa mencapai harga begitu tinggi. (Domba termahal di dunia harga 3,8 Milyar)
5. Ikan Arwana Platinum - 3,6 Miliar
Beberapa orang menganggap ikan adalah jenis binatang peliharaan yang paling praktis. Mereka tidak membuat rumah kotor, tidak berbau, tidak bikin ribut, tidak mondar-mandir, dan Anda juga bisa memelihara binatang yang satu ini dalam jumlah besar tanpa kuatir rumah Anda akan penuh sesak. Bahkan, ikan juga tidak perlu dijaga secara khusus seperti peliharaan lainnya. Ikan yang satu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari ikan kebanyakan. ikan yang sekarang menjadi milik Aro Dynasty ini tetaplah seekor ikan. Namun, ikan arwana platinum sepanjang 37,5 cm ini telah ditawar oleh seorang importir asal Inggris dengan harga yang tidak tanggung-tanggung yaitu US$400 ribu (Rp3,6 miliar), padahal dulu Aro membelinya dengan harga US$80 ribu (Rp728,6 jutaan) saja. Meski ditawar dengan harga tinggi, ikan ini tetap dipertahankan oleh pemiliknya. Ikan ini mulanya dikembang biakkan di Singapura. Meski warna peraknya tergolong langka, namun ikan ini memiliki mata kanan yang agak melorot, seperti arwana lain pada umumnya.
6. Ikan Tuna Sirip Biru - 3,5 Miliar
Seekor ikan tuna sirip biru raksasa terjual seharga 396.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,5 miliar pada pelelangan pertama di pasar ikan terbesar dunia di Tokyo. Ikan seberat 342 kg itu tertangkap di sekitar pulau sebelah utara Jepang, Hokkaido, ditawar hingga 32,49 juta yen (396.000 dollar), kata seorang petugas di pasar ikan Tsukiji. Nilai itu adalah tawaran tertinggi, lebih besar dari rekor sebelumnya senilai 20,02 juta yen yang juga dibayarkan untuk ikan tuna sirip biru pada tahun 2001. Ikan tersebut dibeli oleh pemilik restoran sushi dari Jepang dan Hongkong yang juga membuat tawaran bersama untuk ikan tuna sirip biru lain pada lelang pertama tahun lalu di Tsukiji. Media setempat mengatakan, penawar dari China yang sedang mengalami pertambahan permintaan jenis ikan tuna sirip biru ikut mendongkrak harga jual hingga mencapai rekor baru
7. Kucing Ashera - Ratusan Juta
Hibrida lain dalam perkembangvbiak kucing domestik dengan macan tutul Asia, Ashera mungkin akan sedikit lebih eye-catching, walaupun. Mereka setelah semua perkembangbiakan yang ketat, berdiri 4 kaki (setinggi anjing) tinggi pada kaki belakang mereka. Lebih jauh lagi, harganya $ 22.000. The Ashera beratnya sekitar £ 30 dan hidup selama 25 tahun. Meskipun harga mereka berat, mereka benar-benar gampang dan murah di pelihara, meskipun mereka lebih suka tidur di tempat tidur yang hangat. Alasan Ashera bisa menjadi mahal adalah seperti membiakkan kucing yang mahal adalah bahwa setiap orang dijamin memiliki pewarnaan yang sama dan penampilan, artinya orang-orang bisa memiliki kucing yang keren seperti macan tutul tetapi jinak seperti kucing rumah. Karakter ini dibesarkan dari Afrika, negeri yang tidak diketahui tersebut daerah asal kucing macan tutul Asia, oleh pengusaha Inggris Simon Brodie dari PetsLifeStyle. Terutama kucing ini tidak memiliki gen yang menyebabkan mereka untuk menghasilkan fel d 1 glikoprotein,utama penyebab alergi kucing.